Bekerja adalah berkarya, baik dengan tenaga (fisik) maupun dengan pikiran. Di zaman modern ini untuk menjadikan kita menjadi manusia sempurna yaitu dengan melakukan sesuatu dengan baik dan bisa bertanggung jawab, tidak asal-asalan atau curang, apalagi makan sesuatu dari penghasilan yang bukan haknya. Orang yang melakukan pekerjaan curang atau bekerja dengan asal-asalan, korup, apalagi makan gaji buta adalah manusia cacat, kendati fisiknya sempurna.
Untuk masuk dalam dunia kerja membutuhkan keahlian (skill), di sinilah terlihat benang merah yang menghubungkan antara pekerjaan dan pendidikan. Pendidikan yang dimaksud bukan melulu berarti melalui sekolah. Banyak orang yang tidak sekolah bisa bekerja, bahkan sukses dalam pekerjaannya sehingga bisa mempekerjakan orang sekolahan. Mereka tidak bersekolah tapi bukan berarti tidak berpendidikan. Mereka mempelajari keahlian yang mereka butuhkan untuk bekerja dari segala sumber selain bangku sekolahan, bisa dari buku dan pengalaman.
Namun dalam pekerjaan, bekerja bersama orang yang tidak menyenangkan karena sikap dan perilaku curang akan mempengaruhi hasil pekerjaan perorangan, team maupun perusahaan. Baik karena efek dari perbuatan teman itu atau kita yang menjadi curang, orang yang bekerja curang mau menang sendiri. Apabila ada pembagian pekerjaan (job) dia akan memposisikan sebagai karyawan yang seolah tidak mampu sehingga pekerjaan dikerjakan oleh orang lain. Begitu pula jika ada penilaian, maka ia akan menonjolkan diri di hadapan pimpinan agar terlihat bekerja keras. Kalau ada orang lain yang berprestasi dia akan iri atau berusaha menyebar gosip atau tindakan lainya untuk menunjukan ketidaksukaannya.
Kebanyakan orang Indonesia masih bekerja hanya untuk mempertahankan hidup dan mencari uang saja, hal ini mengakibatkan pekerjaan mereka tidak serius, cenderung main-main, lamban, bahkan berbuat curang. Mereka bekerja, yang penting hanya dapat uang, namun tidak bekerja dengan hati. Bahkan para karyawan, mereka sering bermalas-malasan di kantor, asalkan datang tepat waktu, dapat uang makan dan transport untuk pekerjaan lapangan, bisa browsing internet untuk pekerja kantoran atau mengejar surat tugas keluar kantor supaya mendapat uang dinas luar, bahkan mereka tidak ragu-ragu mengakali pengeluaran biaya dinas demi mendapatkan tambahan uang saku.
Banyak bentuk tindakan kecurangan mudah dilakukan apabila semua pihak tidak ikut bertanggungjawab. Semua bentuk kecurangan tidak melulu terjadi di dalam pemerintahan, lembaga, perusahaan, bahkan hampir seluruh tatanan masyarakat mudah sekali bertindak curang. Korupsi (corruption) mungkin adalah kejahatan kerah putih yang paling tua. Korupsi meliputi penyuapan, konflik kepentingan, pemberian tanda terima kasih yang tidak sah, dan pemerasan secara ekonomi. Korupsi adalah tindakan seorang pejabat atau petugas yang secara tidak sah dan tidak dapat dibenarkan memanfaatkan perkerjaannya atau karakternya untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya maupun kelompok, dengan melanggar kewajiban dan hak orang lain.
Bentuk kecurangan yang paling umum adalah penyalahgunaan aset. Delapan puluh lima persen dari kecurangan yang dimasukkan dalam penelitian ACFE (The Association of Certified Fraud Examiners) masuk dalam kategori ini. Aset dapat disalahgunakan secara langsung atau tidak langsung demi keuntungan si pelaku. Transaksi yang melibatkan kas, akun cek, persediaan, peralatan, perlengkapan, dan informasi adalah yang paling rentan disalahgunakan. Penyalahgunaan aset bisa disebabkan karena pengendalian yang lemah, contohnya, suatu sistem manajemen basis data yang tidak cukup membatasi akses ke catatan akuntansi, akan meningkatkan resiko penyalahgunaan aset.
Menanggapi kecurangan karyawan dalam pekerjaan adalah dengan membangun sistem manajemen dalam perusahaan. Sistem manajemen mutu (SMM) telah lama dirumuskan baik yang berskala regional maupun internasional. Sekarang telah banyak bermunculan badan sertifikasi sistem manajemen yang bertanggungjawab dalam menerapkan standar-standar sistem manajemen pada perusahaan, mereka menetapkan siklus peninjauan ulang setiap periodenya melalui proses audit.
Selama beradab-abad, praktik audit dikembangkan secara bersamaan, walaupun audit adalah profesi yang termasuk modern, kebutuhan akan penyelidikan atau lebih akrabnya adalah pemeriksaan (atestasi) independen terhadap berbagai akun secara konsisten jauh telah dilakukan dari sejak zaman Mesir kuno, kekaisaran Romawi, dan pada zaman terbentuk jalur perdagangan di abad pertengahan.
Menyelidiki karyawan yang curang dalam bekerja, paling mudah adalah dengan penggunaan teknologi seperti CCTV, selain dapat membantu dalam tindak kejahatan, alat ini efektif dapat menjadi saksi bisu dalam melihat peristiwa atau kegiatan pekerjaan. Seburuk apapun hasilCCTV itu pasti ada menunjukan bagaimana kegiatan disekitar kantor. Untuk menyelidiki kecurangan dalam hal kehadiran, bisa menggunakan mesin absensi sidik jari (Fingerprint). Dengan alat ini, seluruh karyawan dapat teridentifikasi melalui sidik jari, kemungkinan adanya penitipan absen maupun manipulasi data dapat diminimalisir. Yang tentu saja kedua alat tersebut selain kecanggihannya dapat berguna, tindak kecurangan bisa saja terjadi.
Umumnya sebuah perusahaan tidak terlepas dari penggunaan kendaraan sebagai alat bantu dalam mendukung opersional perusahaan. Untuk menyelidiki kendaraan saat ini telah banyak alat atau layanan untuk melacak keberadaan kendaraan dengan menggunakan teknologi GPSdan GSM/GPRS, sehingga dapat dipastikan dimana dan bagaimana kendaraan beroperasi serta tidak perlu kuatir akan kehilangan aset. Dengan penggunaan teknologi tersebut, karyawan tidak memungkinkan untuk berlaku curang dalam penggunaan kendaraan operasional.
Kegiatan memata-matai seseorang atau karyawan adalah upaya penyelidikan perusahaan untuk mencari informasi di lingkungan untuk kepentingan pimpinan. Seseorang ditugaskan untuk memantau lingkungan, mencari masalah potensial, masuk kedalam komunitas group dan diperintahkan untuk berbaur. Mereka bisa mengikuti kegiatan pekerjaan, lalu diam-diam mengamati kegiatan karyawan di sekitar mereka. Kegiatan ini tidak mudah dilakukan, jika pimpinan memilih karyawannya untuk memata-matai rekan lain. Apakah pimpinan tepat dalam memilih orang, ataukah jika pelaksanaan kurang profesional justru akan menimbulkan bumerang.
www.hebros.co.id Distributor Security Sistem FINGER PRINT, ACCESS CONTROL, dan CCTV.